Tanaman hidroponik menjadi solusi pertanian berkelanjutan di era digital. Dengan metode ini, tanaman dapat tumbuh tanpa menggunakan tanah, namun justru ditanam dalam air yang diberi nutrisi khusus.
Menurut Dr. Ir. I Made Tirta, seorang pakar pertanian dari Universitas Gajah Mada, tanaman hidroponik merupakan inovasi yang sangat penting dalam menghadapi perubahan iklim dan ketersediaan lahan pertanian yang semakin terbatas. “Dengan hidroponik, kita dapat menghasilkan tanaman secara efisien tanpa perlu khawatir tentang kualitas tanah atau cuaca,” ujarnya.
Banyak petani dan pengusaha pertanian yang mulai beralih ke metode hidroponik ini. Salah satunya adalah Budi Santoso, seorang petani di Bandung yang sukses menanam selada hidroponik. Menurutnya, tanaman hidroponik memberikan hasil yang lebih cepat dan berkualitas dibandingkan dengan pertanian konvensional. “Saya bisa panen selada setiap bulan, tanpa perlu menunggu musim tanam seperti biasanya,” katanya.
Tidak hanya itu, tanaman hidroponik juga lebih ramah lingkungan karena mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berbahaya bagi tanah dan air. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong pertanian berkelanjutan di Indonesia.
Menurut data Kementerian Pertanian, penggunaan metode hidroponik telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin menyadari manfaat dan keunggulan dari tanaman hidroponik.
Dengan adanya teknologi dan informasi yang semakin mudah diakses di era digital, para petani dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam menanam tanaman hidroponik secara mandiri. Hal ini tentu akan membantu meningkatkan kesejahteraan petani dan ketahanan pangan di Indonesia.
Sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan pertanian berkelanjutan melalui metode hidroponik. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan tanaman hidroponik dapat menjadi solusi yang tepat dalam menghadapi tantangan pertanian di masa depan.